Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan awal musim hujan akan jatuh pada akhir November hingga awal Desember 2019. Musim kemarau yang terjadi saat ini diperkirakan akan masih berlanjut dalam dua atau tiga bulan ke depan.

“Puncak kemarau di bulan Agustus-September. Itu adalah puncak dan tidak berarti kemarau langsung berhenti, kita masih akan menghadapi September-Oktober, kekeringan dan hujan sedikit masih akan terus kita hadapi dua hingga tiga bulan ke depan,” kata Adi dari BMKG seperti dikutip dari Antara.

Dia menjelaskan bahwa saat ini sekitar 92 persen wilayah Indonesia mengalami kemarau. Bahkan terdapat beberapa wilayah yang mengalami hari tanpa hujan ekstrem, yaitu tidak ada hujan hingga lebih dari 60 hari seperti di seluruh Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

“Berdasarkan pantauan BMKG hingga Awal Agustus 2019, beberapa wilayah sudah mengalami kekeringan meteorologi level ekstrem dimana tercatat ada daerah yang sudah Iebih dari 60 hari tidak ada hujan, bahkan Iebih dari 90 hari tidak ada hujan. Kondisi ini tentu akan memiliki dampak lanjutan terhadap kekeringan pertanian dan kekurangan air bersih masyarakat. Selain itu, ancaman gagal panen bagi wilayah-wilayah pertanian tadah hujan semakin tinggi,” katanya.

Kondisi tersebut juga rupanya diwaspadai oleh manajemen PT DAHANA (Persero). Kondisi kekeringan yang memanjang menimbulkan potensi kebakaran lahan yang dapat mengancam fasilitas produksi perusahaan yang sensitif terhadap api.

Guna mengatasi timbulnya korban jiwa dan kerugian yang besar pada saat terjadinya bencana kebakaran, PT Dahana (Persero) menggelar simulasi dan pelatihan penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

Pelatihan penggunaan APAR digelar pada Kamis, 22 Agustus 2019 dihalaman Laboratorium PT DAHANA (Persero) dan diikuti oleh perwakilan karyawan dan karyawati Laboratorium DAHANA. Bertindak sebagai pemateri adalah Andri Sudaryadi, Komandan Regu Damkar DAHANA.

Didin Wahyudin, Kepala Seksi Pelayanan Administrasi Keamanan PT DAHANA (Persero) menjelaskan, pelatihan penggunaan apar kali ini sasaran awalnya adalah karyawan dan karyawati yang bertugas di area Ring 1. Area Ring 1 DAHANA ini rentan terjadinya titik api dikarenakan banyaknya semak belukar yang mengalami kekeringan disaat musim kemarau panjang seperti sekarang ini.

“Harapannya, setiap orang atau karyawan DAHANA mampu menggunakan APAR pada saat penanggulangan awal bila terdapat titik api sehingga bencana kebakaran yang besar dan meluas bisa dihindari,” ujar Didin menerangkan.